The Greatest Guide To amalan sedekah di bulan Ramadhan
Salah satunya, kajian yang dilakukan oleh James home memberi kesimpulan bahawa dengan membantu orang lain sepenuh hati dan ikhlas akan meningkatkan kesihatan tubuh badan dan menyembuhkan penyakit-penyakit ringan.
Orang yang sombong adalah mereka yang menganggap semua yang dimiliki adalah hak kekal mereka selamanya.
Kedua malaikat tersebut turun ke Bumi dan masing-masing darinya berseru: "Ya Allah berikanlah pengganti bagi siapa yang menafkahkan hartanya", sedangkan yang satunya lagi berkata; "Ya Allah berikanlah kehancuran (kebinasaan) kepada orang yang menahan hartanya (bakhil).
مَثَلُ الَّذِينَ يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنْبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِي كُلِّ سُنْبُلَةٍ مِئَةُ حَبَّةٍ وَاللَّهُ يُضَاعِفُ لِمَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ
Sebelum orang berangkat mencari nafkah, ada baiknya orang diberi sedekah. Misalnya, menyalurkan makanan ke tetangga ataupun pondok pesantren dan panti asuhan bisa menjadi tempat untuk berbagi makanan.
Buat kamu yang memiliki keterbatasan, tak bisa keluar dari rumah misalnya, bisa melakukan sedekah subuh tanpa harus menyalurkan infaq ke masjid atau tetangga sekitar.
Walaupun hadits di atas dha’if, namun bukan berarti meniadakan nilai dan arti penting bersedekah pada bulan Ramadhan. Sebab beramal shalih, termasuk bersedekah, pada bulan Ramadhan memang dianjurkan untuk digalakkan. Yang jelas, pada bulan apa pun, jika bersedekah dilakukan secara ikhlas dan benar, maka Allah Ta’ala akan memberikan ganjarannya yang setimpal.
Pertama, orang yang memerintah harus memiliki ilmu bahwa yang diperintahkan adalah suatu ketaatan. Jika dia tidak memiliki ilmu maka dia tidak 3 Syarat Diterimanya Amal boleh beramar ma’ruf.
رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ
Bagaimana untuk mengelakkan diri kita daripada menjadi sebahagian daripada golongan yang kedekut? Orang yang memberi sudah tentu tidak kedekut.
Dan barangsiapa yang berbuat demikian kerana mencari keredaan Allah, maka kami akan memberinya pahala yang besar.”
“gentleman żallażī yuqriḍullāha qarḍan ḥasanan fa yuḍā’ifahụ lahū aḍ’āfang kaṡīrah, wallāhu yaqbiḍu wa yabṣuṭu wa ilaihi turja’ụn”.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab keraguan dari para shahabat ini dengan menggunakan qiyas bil’aqsi (analogi yang berkebalikan).
وَلَا تَسُبُّوا الَّذِينَ يَدْعُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ فَيَسُبُّوا اللَّهَ عَدْوًا بِغَيْرِ عِلْمٍ